Monday 17th February 2025
Jakarta, Indonesia

Jakarta, Geekdeft – Tren yang dulu dianggap keren bisa saja terlihat jadul atau tidak relevan di masa kini, namun tak jarang gaya lama kembali naik daun dengan sentuhan yang lebih modern dan segar. Dari masa kejayaan celana cutbray yang ikonis hingga tren hoodie oversized yang kini mendominasi, perjalanan fashion ABG tak hanya sekadar soal gaya, tetapi juga mencerminkan perubahan budaya, gaya hidup, dan pengaruh tren global yang terus berkembang.

Setiap generasi memiliki caranya sendiri dalam mengekspresikan identitas melalui fashion. Jika dulu ABG identik dengan celana ketat berpotongan lebar dan kemeja warna-warni yang mencolok, kini mereka lebih mengedepankan kenyamanan dengan gaya kasual dan pakaian longgar yang santai namun tetap stylish. Perubahan ini menunjukkan bagaimana fashion bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang mencerminkan nilai-nilai dan preferensi generasi yang terus bergerak dinamis.

Di tengah segala perubahan, satu hal tetap konstan: hasrat untuk tampil modis dan mengikuti arus zaman. Nah, bagaimana sih sebenarnya transformasi fashion ABG dari dulu hingga sekarang? Ayo, kita kilas balik dan amati perbedaannya!

1. Era Celana Cutbray: Gaya Khas Anak Muda 70-80an

Celana cutbray menjadi simbol fashion remaja di era 70-80an, dengan desain yang ketat di bagian paha dan melebar di bagian bawah, menciptakan siluet khas yang dianggap sangat modis kala itu. Gaya ini sering dipadukan dengan kemeja ketat bermotif, kaos band, atau jaket jeans, menambah kesan edgy dan penuh percaya diri.

Tak sekadar soal penampilan, celana cutbray juga menjadi simbol kebebasan berekspresi bagi generasi muda masa itu. Remaja berlomba-lomba memakai cutbray dalam berbagai warna dan bahan, mulai dari denim klasik, corduroy yang hangat, hingga satin yang mengkilap dan mencolok. Semakin lebar bagian bawah celana, semakin keren pula penampilan mereka.

Tren ini juga tak lepas dari pengaruh selebriti dan musisi ternama seperti The Beatles, The Rolling Stones, hingga ikon disko era 70-an. Banyak ABG yang terinspirasi oleh gaya para idola mereka, mencoba meniru dan menciptakan mix and match yang unik dan kreatif.

2. Era 90-an: Dominasi Jeans Longgar dan Gaya Kasual

Memasuki era 90-an, popularitas celana cutbray mulai memudar, digantikan oleh jeans longgar yang terinspirasi dari gaya hip-hop dan grunge. Tren ini tak lepas dari pengaruh musik dan budaya pop yang sedang naik daun, dengan ikon seperti Nirvana dan Tupac Shakur menjadi panutan gaya remaja masa itu. Celana baggy yang longgar dan nyaman mulai menjadi pilihan utama, menggantikan model ketat, dan memberikan kesan santai namun tetap trendi.

ABG di era 90-an lebih menekankan kenyamanan dalam berpenampilan. Selain celana baggy, flanel kotak-kotak ala Kurt Cobain juga menjadi item wajib, sering dipadukan dengan kaos polos atau band t-shirt. Bagi penggemar gaya hip-hop, celana jeans gombrong kerap dipasangkan dengan hoodie oversized dan sneakers tebal seperti Nike Air Force 1 atau Adidas Superstar.

Gaya berpakaian ini mencerminkan sikap anak muda yang ingin tampil santai namun tetap fashionable. Tak hanya itu, MTV sebagai media hiburan utama saat itu turut berperan besar dalam membentuk tren fashion ABG. Remaja masa itu meniru gaya idola mereka yang tampil di layar televisi, menciptakan penampilan yang dianggap keren dan sesuai dengan zamannya.

3. Awal 2000-an: Dominasi Skinny Jeans dan Gaya Fashion yang Lebih Ekspresif

Memasuki tahun 2000-an, skinny jeans mulai merajai dunia fashion. Para ABG, khususnya perempuan, berbondong-bondong mengadopsi celana ketat yang menonjolkan bentuk kaki. Tren ini dipengaruhi oleh selebriti dan ikon pop seperti Avril Lavigne, Britney Spears, serta boyband dan girlband yang sering tampil dengan celana super ketat, dipadukan dengan crop top atau jaket kulit yang edgy.

Tak hanya skinny jeans, celana capri juga menjadi pilihan favorit. Celana tiga perempat ini memberikan kesan santai namun tetap modis, sering dipadukan dengan atasan warna-warni, tank top berlapis, serta aksesori seperti kalung choker dan gelang karet warna-warni yang sedang tren di kalangan remaja.

Bagi para pria, tren celana ketat juga mulai populer, terutama dengan maraknya gaya emo dan pop-punk. Band-band seperti My Chemical Romance dan Fall Out Boy menjadi inspirasi bagi banyak ABG yang memadukan skinny jeans hitam, kaos band, dan sepatu Converse sebagai outfit andalan mereka.

Era ini juga ditandai dengan gaya Y2K yang penuh warna dan berani. Warna-warna metalik, kombinasi denim on denim, serta aksesori mencolok menjadi ciri khas fashion saat itu. ABG di awal 2000-an tak ragu untuk bereksperimen dengan gaya mereka, menciptakan tampilan yang unik dan penuh ekspresi dengan menggabungkan berbagai elemen fashion.

4. Era 2010-an-2020-an: Dominasi Oversized Hoodie dan Streetwear yang Nyaman

Kini, fashion ABG lebih mengarah pada gaya streetwear yang simpel namun tetap stylish. Oversized hoodie menjadi salah satu tren paling populer, sering dipadukan dengan celana jogger, jeans longgar, atau bahkan rok mini untuk menciptakan tampilan yang edgy. Gaya ini menawarkan keseimbangan sempurna antara kenyamanan dan estetika, menjadikannya favorit di kalangan remaja yang ingin tampil santai namun tetap modis.

Tren oversized hoodie tidak terlepas dari pengaruh budaya K-pop dan hypebeast. Grup musik seperti BTS dan BLACKPINK kerap tampil dengan hoodie longgar, baik di atas panggung maupun dalam keseharian mereka. Hal ini menginspirasi banyak ABG untuk mengadopsi gaya serupa, terutama karena tampilan ini mudah dipadukan dengan berbagai item pakaian tanpa perlu repot.

Media sosial seperti Instagram dan TikTok juga turut memainkan peran penting dalam mempopulerkan tren ini. Banyak influencer dan selebriti muda yang menjadikan oversized hoodie sebagai bagian dari gaya sehari-hari mereka. Brand-brand ternama seperti Nike, Adidas, Supreme, hingga label lokal seperti Erigo dan Screamous ikut meramaikan pasar dengan koleksi hoodie yang beragam, mulai dari desain minimalis hingga grafis yang eye-catching.

Salah satu kelebihan utama dari oversized hoodie adalah fleksibilitasnya yang tinggi. Item ini bisa dipakai untuk berbagai kesempatan, mulai dari sekadar nongkrong di kafe, menghadiri kelas kuliah, hingga bersantai di rumah. Selain itu, tren ini bersifat universal, cocok untuk semua gender, sehingga menjadi pilihan praktis bagi remaja yang ingin tampil modis tanpa perlu repot merancang outfit yang rumit.

5. Fashion ABG: Dari Gaya Keren ke Gaya Nyaman

Dahulu, fashion remaja lebih fokus pada penampilan yang keren dan mengikuti tren secara ketat. Namun, kini kenyamanan menjadi prioritas utama. ABG masa kini lebih memilih pakaian yang serbaguna, bisa dipakai untuk berbagai acara, dan tetap terlihat modis tanpa perlu repot merancang outfit yang rumit.

Tren seperti oversized hoodie, sweatpants, dan sneakers mencerminkan pergeseran ini, di mana kenyamanan menjadi faktor penentu utama dalam memilih pakaian sehari-hari. Tak hanya itu, perkembangan teknologi dan gaya hidup digital juga turut memengaruhi cara ABG dalam berpenampilan, menciptakan gaya yang lebih praktis namun tetap ekspresif.

Dulu, tren fashion biasanya didikte oleh majalah atau acara televisi, tapi sekarang media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest telah mengambil alih peran tersebut. Platform-platform ini menjadi sumber inspirasi utama, memungkinkan gaya berpakaian menjadi lebih beragam dan personal. Setiap orang bisa dengan mudah menemukan tren yang sesuai dengan selera mereka, lalu mengadaptasinya sesuai kepribadian. Hasilnya, fashion jadi lebih ekspresif dan mencerminkan identitas individu.

Selain itu, kesadaran akan sustainable fashion atau mode berkelanjutan juga semakin meningkat di kalangan remaja. Banyak yang mulai peduli dengan dampak lingkungan dari industri fashion, sehingga mereka lebih memilih membeli dari merek-merek ramah lingkungan atau bahkan beralih ke thrift shopping. Bagi mereka, fashion bukan sekadar soal penampilan, tapi juga tentang nilai-nilai yang mereka dukung. Kenyamanan dan gaya tetap penting, tapi kini kesadaran sosial turut memengaruhi cara mereka memilih pakaian. Ini menunjukkan bahwa remaja masa kini tidak hanya ingin tampil keren, tapi juga ingin berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *